Sabtu, 30 Mei 2015

ANALISA PEREKONOMIAN TAHUN 2009-2014 DI INDONESIA



ANALISA PEREKONOMIAN TAHUN 2009-2014
DI INDONESIA

1.            Pendahuluan
Tahun 2009-2014 merupakan periode kepemimpinan kedua bagi Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta wakilnya yaitu Boediono. Mantan Presiden RI keenam dan ketujuh tersebut memiliki dua orang wakil yaitu Jusuf Kalla pada periode Indonesia Bersatu jilid I tahun 2004-2009 dan Boediono pada periode IndonesiaBersatu Jilid II tahun 2009-2014 karena adanya pemilu ditahuntersebut. Era kepemimpinan Indonesia Jilid IImantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, beliau memilih maju kembali di pemilu selanjutnya bersama ekonom handal dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang ahli dalam perekonomian di Indonesiayang bernama Boediono. Mantan wakil Presiden Boediono merupakan mantan Gubernur RI di era Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004-2009 yang disangkakan terkena efek dan menjadi dalang dari kasus Century yang terjadi pada tahun 2006 silam. Pada tahun 2009-20014 banyak sekali problematika yang terjadi. Mulai dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Inflasi, dan juga korupsi.

2.            Perekonomian Indonesia Tahun 2009-2014
Tahun 2009-2014 merupakan tahun tahun sulit bagi Indonesia untuk dapat bertahan dari segala macam gangguan perekonomian di dunia. Pada tahun-tahun tersebut, Indonesia mengalami berbagai macam masalah mulai dari krisis moneter hingga kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
1.        Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM)
Kebijakan menaikkan harga BBM 1 Oktober 2005, dan sebelumnya Maret 2005, ternyata berimbas pada situasi perekonomian tahun-tahun berikutnya. Pemerintahan SBY-JK memang harus menaikkan harga BBM dalam menghadapi tekanan APBN yang makin berat karena lonjakan harga minyak dunia. Kenaikan harga BBM tersebut telah mendorong tingkat inflasi Oktober 2005 mencapai 8,7% (MoM) yang merupakan puncak tingkat inflasi bulanan selama tahun 2005 dan akhirnya ditutup dengan angka 17,1% per Desember 30, 2005 (YoY). Penyumbang inflasi terbesar adalah kenaikan biaya transportasi lebih 40% dan harga bahan makanan 18%.Core inflation pun naik menjadi 9,4%, yang menunjukkan kebijakan Bank Indonesia (BI) sebagai pemegang otoritas moneter menjadi tidak sepenuhnya efektif. Inflasi yang mencapai dua digit ini jauh melampaui angka target inflasi APBNP II tahun 2005 sebesar 8,6%. Inflasi sampai bulan Februari 2006 (YoY) masih amat tinggi 17,92%, bandingkan dengan Februari 2005 (YoY) 7,15% atau Februari 2004 (YoY) yang hanya 4,6%.Efek inflasi tahun 2005 cukup berpengaruh terhadap tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), yang menjadi referensi suku bunga simpanan di dunia perbankan.
Data Harga Bahan Bakar Minyak 2004 vs 2009 (Naik)
Harga
2004
2009
Catatan
Minyak Mentah Dunia / barel
~ USD 40
~ USD 45
Harga hampir sama
Premium
Rp 1810
Rp 4500
Naik 249%
Minyak Solar
Rp 1890
Rp 4500
Naik 238%
Minyak Tanah
Rp 700
Rp 2500
Naik 370%

2.        Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Dengan kondisi harga minyak yang sudah turun dibawah USD 50 per barel, namun harga jual premium yang masih Rp 4500 per liter (sedangkan harga ekonomis ~Rp 3800 per liter). Maka sangat ironis bahwa dalam kemiskinan, para supir angkot harus mensubsidi setiap liter premium yang dibelinya kepada pemerintah. Sungguh ironis ditengah kelangkaan minyak tanah, para nelayan turut mensubsidi setiap liter solar yang dibelinya kepada pemerintah. Dalam kesulitan ekonomi global, pemerintah bahkan memperoleh keuntungan Rp 1 triluin dari penjualan premium dan solar kepada rakyatnya sendiri. Inilah sejarah yang tidak dapat dilupakan. Selama lebih 60 tahun merdeka, pemerintah selalu membantu rakyat miskin dengan menjual harga minyak yang lebih ekonomis (dan rendah), namun sekarang sudah tidak lagi rakyatlah yang mensubsidi pemerintah.
Berdasarkan janji kampanye dan usaha untuk merealisasikan kesejahteraan rakyat, pemerintah SBY-JK selama 4 tahun belum mampu memenuhi target janjinya yakni pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 6.6%. Sampai tahun 2008, pemerintah SBY-JK hanya mampu meningkatkan pertumbuhan rata-rata 5.9% padahal harga barang dan jasa (inflasi) naik di atas 10.3%. Ini menandakan secara ekonomi makro, pemerintah gagal mensejahterakan rakyat. Tidak ada prestasi yang patut diiklankan oleh Demokrat di bidang ekonomi.
Pertumbuhan
Janji Target
Realisasi
Keterangan
2004
ND
5.1%

2005
5.5%
5.6%
Tercapai
2006
6.1%
5.5%
Tidak tercapai
2007
6.7%
6.3%
Tidak tercapai
2008
7.2%
6.2%
Tidak tercapai
2009
7.6%
~5.0%
Tidak tercapai *
Pada pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi Negara Indonesia, atau menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM), kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang membutuhkan, kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada di Negara Indonesia. Akan tetapi pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam kasus Bank Century yang sampai saat ini belum terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan biaya 93 miliar untuk menyelesaikan kasus Bank Century ini. Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6 persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6-6,5 persen pada 2011. Dengan demikian prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula.Sementara itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang pada triwulan IV-2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai sekitar 17 persen dan masih berlanjut pada Januari 2010.
Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang Negara.Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makroekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Tingkat pertumbuhan ekonomi periode 2005-2007 yang dikelola pemerintahan SBY-JK relatif lebih baik dibanding pemerintahan selama era reformasi dan rata-rata pemerintahan Soeharto (1990-1997) yang pertumbuhan ekonominya sekitar 5%. Tetapi, dibanding kinerja Soeharto selama 32 tahun yang pertumbuhan ekonominya sekitar 7%, kinerja pertumbuhan ekonomi SBY-JK masih perlu peningkatan. Pertumbuhan ekonomi era Soeharto tertinggi terjadi pada tahun 1980 dengan angka 9,9%. Rata-rata pertumbuhan ekonomi pemerintahan SBY-JK selama lima tahun menjadi 6,4%, angka yang mendekati target 6,6%
3.        Tingkat Inflasi Tahun 2004-2009
Secara alami, setiap tahun inflasi akan naik. Namun, pemerintah akan dikatakan berhasil secara makro ekonomi jika tingkat inflasi dibawah angka pertumbuhan ekonomi. Dan faktanya adalah inflasi selama 4 tahun2 kali lebih besar  dari pertumbuhan ekonomi.
Tingkat Inflasi
Janji Target
Fakta
Catatan Pencapaian
2004

6.4%

2005
7.0%
17.1%
Gagal
2006
5.5%
6.6%
Gagal
2007
5.0%
6.6%
Gagal
2008
4.0%
11.0%
Gagal
Selama 4 tahun pemerintahan, Demokrat yang terus mendukung SBY tidak mampu mengendalikan harga barang dan jasa sesuai dengan janji yang tertuang dalam kampanye dan RPM yakni  rata-rata mengalami inflasi 5.4% (2004-2009) atau 4.9% (2004-2008). Fakta yang terjadi adalah harga barang dan jasa meroket dengan tingkat inflasi rata-rata 10.3% selama periode 2004-2008. Kenaikan harga barang dan jasa melebihi 200% dari target semula.
4.        Jumlah Penduduk Miskin
Sasaran pertama adalah pengurangan kemiskinan dan pengangguran dengan target  berkurangnya persentase penduduk tergolong miskin dari 16,6 persen pada tahun 2004 menjadi 8,2 persen pada tahun 2009 dan berkurangnya pengangguran terbuka dari 9,5 persen pada tahun 2003 menjadi 5,1 persen pada tahun 2009.
Penduduk Miskin
Jumlah
Persentase
Catatan
2004
36.1 juta
16.6%

2005
35.1 juta
16.0%
Februari 2005
2006
39.3 juta
17.8%
Maret 2006
2007
37.2 juta
16.6%
Maret 2007
2008
35.0 juta
15.4%
Maret 2008
2009

8.2% ????

Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mencatat, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla memperbesar utang dalam jumlah sangat besar. Posisi utang tersebut merupakan utang terbesar sepanjang sejarah RI.
Koalisi terdiri dari
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran Perkumpulan Prakarsa
Perhimpunan Pengembangan Pesantren & Masyarakat (P3M)
Gerakan Antipemiskinan Rakyat Indonesia
Lembaga Advokasi Pendidikan Anak Marginal
Pusat Telaah dan Informasi Regional
Asosiasi pendamping Perempuan Usaha Kecil dan
Publish What You Pay
Berdasarkan catatan koalisi, utang pemerintah sampai Januari 2009 meningkat 31 persen dalam lima tahun terakhir. Posisi utang pada Desember 2003 sebesar Rp 1.275 triliun. Adapun posisi utang Janusari 2009 sebesar Rp 1.667 triliun atau naik Rp 392 triliun. Apabila pada tahun 2004, utang per kapita Indonesia Rp 5,8 juta per kepala, pada Februari 2009 utang per kapita menjadi Rp 7,7 juta per kepala. Memerhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009, koalisi menilai rezim sekarang ini adalah rezim anti-subsidi. Hal itu dibuktikan dengan turunnya secara drastis subsidi. Pada tahun 2004 jumah subsidi masih sebesar 6,3 persen dari produk domestik bruto. Namun, sampai 2009, jumlah subsidi untuk kepentingan rakyat tinggal 0,3 persen dari PDB.
5.        Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa Indonesia masih memerlukan banyak perbaikan. Namun apa yang telah dicapai selama ini merupakan hasil dari visi dan perencanaan pemerintahan SBY. Dapat dibayangkan hal-hal lain yang akan terjadi dalam pemerintahan yang akan berjalan untuk beberapa tahun ke depan lagi.
1.      Kelebihan dan Kelemahan Pemerintahan SBY
Kelebihan
1.      Harga BBM diturunkan hingga 3 kali (2008-2009), pertama kali sepanjang sejarah.
2.      Perekonomian terus tumbuh di atas 6% pada tahun 2007 dan 2008, tertinggi setelah orde baru.
3.      Cadangan devisa pada tahun 2008 US$ 51 miliar, tertinggi sepanjang sejarah.
4.      Menurunnya Rasio hutang negara terhadap PDB terus turun dari 56% pada tahun 2004 menjadi 34% pada tahun 2008.
5.      Pelunasan utang IMF.
6.      Terlaksananya program-program pro-rakyat seperti: BLT, BOS, Beasiswa, JAMKESMAS, PNPM Mandiri, dan KUR tanpa agunan tambahan yang secara otomatis dapat memperbaiki tinggkat ekonomi rakyat.
7.      Pemberantasan korupsi.
8.      Pengangguran terus menurun. 9,9% pada tahun 2004 menjadi 8,5% pada tahun 2008.
9.      Menurunnya angka kemiskinan dari 16,7% pada tahun 2004 menjadi 15,4% pada tahun 2008.
10.  Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
11.  Perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa.
Kelemahan
1.    Harga BBM termahal sepanjang sejarah indonesia yaitu mencapai Rp. 6.000.
2.    Jumlah utang negara tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapi 1667 Triliun pada awal tahun 2009 atau 1700 triliun per 31 Maret 2009. Inilah pembengkakan utang terbesar sepanjang sejarah.
3.    Tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi. Mencapai sebesar 15% pada tahun 2006 .menunjukkan suatu penghamburan yang signifikan atas sumber daya public.
4.    Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya hanya banyak berpusat di aceh, karena provinsi aceh telah di porak porandakan oleh bencana alam stunami pada tahun 2004.
5.    Masih gagal nya pemerintah menghapuskan angka pengangguran dan kemiskinan di negeri ini.
6.    Bencana alam yang sering terjadi di indonesia membuat para investor asing enggan berinvestasi dengan alasan tidak aman terhadap ancaman bencana alam.
7.    Dianggap belum mampu menyelesaikan masalah bank CENTURY.

3.            Kondisi Perekonomian Era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Kondisi perekonomian Indonesia pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010, seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.Terbukti, perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa. Kinerja perekonomian Indonesia akan terus bertambah baik, tapi harus disesuaikan dengan kondisi global yang sedang bergejolak. Ekonomi Indonesia akan terus berkembang, apalagi pasar finansial, walaupun sempat terpengaruh krisis, tetapi telah membuktikan mampu bertahan.
Sementara itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia. Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil mendobrak dan menjadi katarsis terhadap kebuntuan tersebut. Korupsi dan kemiskinan tetap menjadi masalah di Indonesia. Namun setelah beberapa tahun berada dalam kepemimpinan nasional yang tidak menentu, SBY telah berhasil menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia.
Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang Negara. Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makro ekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Pada pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi Negara Indonesia, atau menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM), kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang membutuhkan, kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada di Negara Indonesia. Akan tetapi pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam kasus Bank Century yang sampai saat ini belum terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan biaya 93 miliar untuk menyelesaikan kasus Bank Century ini.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6 persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6-6,5 persen pada 2011. Dengan demikian prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula.Tingkat pertumbuhan ekonomi periode 2005-2007 yang dikelola pemerintahan SBY-JK relatif lebih baik dibanding pemerintahan selama era reformasi dan rata-rata pemerintahan Soeharto (1990-1997) yang pertumbuhan ekonominya sekitar 5%. Tetapi, dibanding kinerja Soeharto selama 32 tahun yang pertumbuhan ekonominya sekitar 7%, kinerja pertumbuhan ekonomi SBY-JK masih perlu peningkatan. Pertumbuhan ekonomi era Soeharto tertinggi terjadi pada tahun 1980 dengan angka 9,9%. Rata-rata pertumbuhan ekonomi pemerintahan SBY-JK selama lima tahun menjadi 6,4%, angka yang mendekati target 6,6%

4.            Peningkatan Perekonomian Indonesia Era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono

 




 Gambar. 1.1. Susilo Bambang Yudhoyono
Sejumlah lembaga institusi bergengsi dunia kini mulai memandang Indonesia sebagai calon kekuatan ekonomi di masa datang. Morgan Stanley mengusulkan Indonesia pada BRIC. BRIC merujuk pada empat negara calon ekonomi dunia pada 2020 yang merupakan akronim dari nama Brazil, Rusia, India China. Morgan Stanley mengusulkan nama Indonesia pada BRIC menjadi BRICI (Brazil, Rusia, India, China, Indonesia) karena PDB Indonesia diperkirakan mencapai 800 miliar dollar AS dalam lima tahun mendatang.
Pada Juli 2010, The Economist juga memasukan Indonesia sebagai calon kekuatan ekonomi baru pada 2030 diluar BRIC. The Economist mengenal akronim baru dengan sebutan CIVETS yaitu kepanjangan dari Colombia, Indonesia, Vietname, Egypt, Turkey, dan South Africa. 




 Gambar 1.2. Grafik Pertumbuhan Indonesia

Laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia yang ditulis di laman Bank Dunia www.worldbank.org menyatakan bahwa kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga saat ini masih cukup kuat. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal pertama tahun 2012 masih tetap kuat pada 6,3 persen. Kinerja perekonomian Indonesia relatif kuat saat ini, proyeksi dasar PDB mengalami pertumbuhan sebesar 6,0 persen pada tahun 2012 dan 6,4 persen pada tahun 2013. Pada Pidato Kenegaraan tanggal 16 Agustus 2012 lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa ditengah ketidakpastian perkembangan ekonomi global, kinerja ekonomi Indonesia masih dapat menunjuklan kinerja yang cukup baik. Pada tahun 2011 lalu, disaat beberapa negara lain mengalami perlambatan atau bahkan pertumbuhan negatif,  pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5 persen.
Kinerja ekonomi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar itu ditopang oleh permintaan domestik yang cukup kuat. Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I mencapai 6,3 persen, pada triwulan II sedikit meningkat 6,4 persen, dan diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 dapat dipertahankan pada kisaran 6,3 persen hingga 6,5 persen.
Melihat kinerja ekonomi Indonesia yang mampu keluar dari krisis ekonomi 1997/1998 dalam waktu singkat dan terus membaik dari tahun ke tahun, bahkan menunjukan trend yang terus meningkat serta mampu bertahan bahkan kinerja ekonomi tumbuh rata-rata di atas 6 persen/tahun ditengah krisis global saat ini, prediksi ekonomi Indonesia akan kembali menjadi “Macan” Asia dalam beberapa tahun kedepan bukanlah isapan jempol belaka.
  
       Pemecahan Masalah
1.    Sebuah survei nasional yang dilaksanakan oleh Indo Barometer menunjukkan, 40,9 persen responden menilai bahwa Orde Baru lebih baik dibandingkan dengan Orde Lama dan Orde Reformasi. Hanya setengahnya, atau 22,8 persen responden yang mengatakan bahwa Orde Reformasi lebih baik dibandingkan dengan periode lainnya. Survei sendiri bertajuk “Evaluasi 13 Tahun Reformasi dan 18 Bulan Pemerintahan SBY-Boediono”.Dari lima bidang yang dijadikan bahan pertanyaaan, hasil survey tersebut memperlihatkan, Orba dinilai lebih baik di bidang politik, ekonomi, sosial, dan keamanan. Orde Reformasi hanya unggul di bidang penegakan hukum.Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari kepada wartawan di Jakarta, Minggu (15/5) mengatakan, hasil ini merupakan pukulan bagi semua pihak yang menganggap reformasi sebagai momentum perubahan. Adalah sebuah ironi, kondisi Orba yang akan dikoreksi, namun dalam kenyataan justru dipandang dan dirasakan oleh masyarakat justru lebih baik.
2.    Hal yang bisa mendorong Indonesia menjadi “Macan” Asia di Bidang Ekonomi di antaranya adalah:





 Gambar. 1.3. Ibukota Jakarta
a.       Indonesia memiliki Masterplan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia 2011-2015 yang memiliki Visi "Mengangkat Indonesia menjadi Negara Maju dan merupakan kekuatan 10 besar dunia di tahun 2030 dan 6 besar dunia tahun 2050.
b.      Pertumbuhan ekonomi tinggi yang inclusif dan berkelanjutan”. MP3EI bertujuan untuk mempercepat kemajuan dalam spektrum yang luas dari sektor ekonomi, pembangunan infrastrktur, ketahanan pangan dan energi serta pengetahuan dan teknologi.
c.       Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah dan memiliki sumber daya manusia yang cukup besar, serta saat ini Indonesia sedang giat-giatnya membangun sumber daya manusia yang handal dan berkualitas dan Indonesia memiliki sumber daya manusia produktif atau yang berusia dibawah 30 tahun lebih dari 50% penduduk Indonesia.
d.      Kepercayaan dunia Internasional terus meningkat salah satunya Indonesia akan menjadi Ketua APEC pada tahun 2013. Pemilihan  sebagai Ketua APEC itu merupakan salah satu bentuk pengakuan dunia Internasional kepada Indonesia sebagai negara yang memiliki kekuatan ekonomi di dunia saat ini.
e.       Indonesia terus menerus melakukan perbaikan dan membangun infratruktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi . Saat ini Indonesia akan membangun Infrastruktur senilai 500 miliar dollar AS dalam koridor MP3EI yang tentunya akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada tahun-tahun mendatang.
f.       Kondisi keamanan  yang terjaga dengan baik telah mendorong terciptanya Iklim investasi yang kondusif dimana pada tahun ini nilai Investasi diperkirakan akan mendekati 20 miliar dollar AS meningkat - naik sepertiga dibandingkan tahun lalu.

5.            Keadaan Ekonomi Indonesia Tahun 2010
Kita telah mendengar keadaan ekonomi Indonesia yang sangat memprihatinkan, hal ini disebabkan karena Indonesia terlilit hutang +/- Rp. 1062 Triliun. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departement Keuangan melansir bahwa utang jatuh tempo pemerintah Indonesia pada tahun 2010 mencapai Rp. 116 Triliun. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp. 54 Triliun berasal dari utang luar negeri dan Rp. 62 triliun dari Surat Berharga Negara (SBN).
Jumlah utang jatuh tempo di tahun 2010 yang lalu mengingkat tajam jika dibandingkan dengan utang jatoh tempo pemerintah pada tahun 2009 yang besarnya 29 triliun. Menurut data tersebut, puncak tingginya utang jatuh tempo pemerintah adalah pada tahun 2033. Pada tahun tersebut, jumlah utang jatoh tempo mencapai Rp. 129 triliun. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp. 127 Triliun berasal dari Surat Berharga Negara (SBN).
               i.              Kondisi Hutang Indonesia
Sisa hutang Indonesia hingga Oktober 2009 adlaah sebesar Rp. 1062 Triliun dimana setiap penduduk menanggung Rp. 6,41 juta. Mkaa untuk mengerti lebih dalam, kita harus tahu mengena GDP (Gross Domestic Produk) pada tahun 2010.
             ii.              Indonesia Optimis Tahun 2010
Krisis ekonomi global yan sudah diprediksi oleh beberapa pengamat satu-dua tahun sebelumya dan mencapai puncaknya pada akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009. Peluruhan ekonomi ini pada awalnya hanya mengguncang pasar saham dan pasar finansial dunia. Beberapa bank besar bertumbangan. Tetapi, karena arsitektur ekonomi itu berakit erat satu sama yang lain, maka krisis kemudian mau tak mau merembet juga ke sector riil. Beberapa industry otomotif besar lunglai. Ekonomi dunia mengalami kontraksi yang tajam
Sebagai sebuah Negara yang berada dalam pasaran ekonomi Ekonomi Indonesia 2010. Optimis global, Indonesia entu mengalami dampak peluruhan ekonomi dunia ini. Pada kuartal terakhir tahun 2008, pertumbuhan ekonomi domestic anjlok. Nilai tukar rupiah aras dollar menembus hingga lebih dari Rp. 12.000 per-dollar. Indeks pasar modal turun dibawah 200. Pertumbuhan industri otomotif menurun tajam dan sangat berat bagi perekonomian Indonesia untuk bertahan. Performa ekonomi Indonesua selama kuartla I/2009 dengan catatan laju produk domestic bruto (PDB) sebesar 4,4% menjadi salah satu pertanda tepatnbya penangan perekonomian Indonesia setelah terjadinya berbagai kelemehan diberbagai aspek perekonomian.
           iii.              Menteri Perekonomian dan Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani
Sri mulyani mengatakan bahwa pertumbuhan lebih dari 5 % atau mencapai 6% bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Oleh karena itu,  ketika mengajukannya ke DPR, pemerintah sepakat memberi target pertumbuhan ekonomi 5-6% untuk tahun 2010. Pemulihan perekonomian global di berbagai Negara pada kuartal ketiga tahun 2009 ini dinilai akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi 6% tahun depan.
           iv.              Tentang Kurs Rupiah
Ekspetasi terhadap peningkatan peringkat hutang Indonesia pada awal tahun 2011, mengakibatkan tingginya aliran modal asing yang masuk. Dengan penguatan kurs rupiah yang terjadi akhir-akhir ini, mencerminkan kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi Indonesia di tengah terjadinya perlambatan ekonomi global. Momentum ekspetasi prositif tersebut, diperkirakan akan menopang pergerakan bursa saham maupun obligasi Indonesia pada dua kuartal terakhir tahun ini. Disamping itu adanya momentum earning season pada kuartal ketiga mendatang. Rendahnya rasio debt to GDP Indonesia dibawah 30% disisi lain menjadikan resiko fiscal Indonesia dipersepsikan rendah dibandingkan dengan rata-rata DBT to GDP di kawasan Asean yang mencpai 89%.
             v.              Perespsi CEO Soal Ekonomi Indonesia
Laporan Bank Pembangunan Asia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bersama dengan beberapa Negara lain di Asia. Untuk Indonesia, proyeksinya dinaikkan menjadi 6,1 persen pada tahun 2010 dan 6,3 persen pada tahun 2011.




DAFTAR PUSTAKA

Sumber            :Kuncoro, Kedeputian Bidang Kesra
Link                 : http://www.setkab.go.id/artikel-5642-.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar